Dear Tuhan,
Tuhan Yesus, Terimakasih karena saya masih diberi kesempatan bernafas pada hari ketiga pada tahun 2016 ini. Tuhan, aku banyak salah, melakukan pelanggaran dan sering melupakan diri mu. Hari ini, Engkau menjamah Ku melalu kicauan-kicauan orang yang sangat paling kusayang saat ini. Seketika itu juga hatiku hancur membaca kicauan-kicauan tersebut. Ku bertanya pada nurani hatiku, meski pun itu hanya gurauan, ternyata tidak ada pembenaran untuk melakukan hal tersebut apa pun motivasi tersebut, karena kasih cinta perasaan sebaiknya dijaga dengan tulus bukan untuk dipermainkan sebagai candaan. Ku bertanya pada hati, apakah aku benar menyayangi dirinya... YA! Aku sangat menyayanginya, aku bukan orang romantis, tetapi dengan sekuatku dan semampu ku kuberikan perhatian terbaik. Meskipun demikian, dirinya tidak merasa bahagia dengan diriku. Pernah dulu ku berbuat kesalahan, tetapi aku belajar dari kesalahan tersebut untuk menjadi lebih baik. Tapi Tuhan, Aku ternyata memang tidak kuasa... Tuhan, Jikalau dia memilih bahagianya dengan hal yang lain, kuatkan aku Tuhan. Aku akan melepaskan dirinya agar dirinya bahagia. Karena dia adalah kebahagiaan ku. Aku janji Tuhan, aku mau ikut diri Mu, Tuhan, agar dirinya bahagia. Aku siap ditempatkan dimana pun Kau posisikan diriku, Tuhan. Berikan aku kekuatan untuk melalui semuanya.
Tuhan Yesus, aku tidak tahu harus menulis apa lagi. Aku ikhlas, aku pasrah dan berserah. Biarlah terjadi kehendak Mu, bukan kehendak ku. Aku hanya ingin dirinya mendapatkan kebahagiaan yang dicita-citakannya, meski pun tanpa diriku. Aku yakin dan percaya, Rencana Mu lah yang terbaik meski pun aku tak paham, sering protes, mengeluh dan marah-marah. Tersadar, semua ini bukan milikku, semua milik Mu, Tuhan. Dirinya adalah milik mu, aku yakin, Tuhan pasti akan jaga dan rawat dirinya dan memberikan kekuatan! Tuhan, maafkan diriku jika memiliki rasa posesif. Aku serahkan semua ke Tangan Mu. Terimakasih, Tuhan.
Comments
Post a Comment